Thursday, February 24, 2011

Petani Banyumas Resah Migrasi Tikus

3028238p Petani Banyumas Resah Migrasi Tikus
KOMPAS/ALBERTUS HENDRIYO WIDI
ilustrasi

BANYUMAS, KOMPAS.com – Musim panen dan awal masa tanam yang tidak serempak di wilayah Banyumas, Jawa Tengah pada akhir Februari ini dikhawatirkan memicu serangan hama tikus yang bermigrasi dari satu petak sawah ke petak di sekitarnya.

Serangan tikus biasa mengganas di awal musim tanam kering dengan bermigrasi dari petak sawah yang baru selesai dipanen ke petak lain yang telah memasuki masa tanam baru.

Dari pantauan ke hamparan sawah di sepanjang Kecamatan Wangon, Ajibarang dan Pekuncen, Kamis (24/2/2011), sejumlah petani sudah mulai menanam benih padi untuk memulai musim tanam kering. Namun, tak jauh dari sawah yang mulai ditanami benih, sebagian petani baru mulai memanen padi hasil tanam pada musim rendeng lalu.

Kodar (44), petani di Desa Jambu, Kecamatan Wangon yang ditemui sedang menanam benih padi di sawah miliknya seluas 1.000 meter persegi, mengaku khawatir hama tikus kembali mengganas pada awal musim tanam kering ini.

"Kalau panen tidak serempak, risikonya hama tikus akan bermigrasi. Sebab, sulit melakukan pembasmian jika usia padi dalam satu hamparan tidak sama. Tikus hanya akan lari dari satu petak ke petak lain," ujarnya.

Hal sama dikhawatirkan Sodikin (56), petani di Desa Cikawung, Kecamatan Pekuncen. Terlebih, wilayah Kecamatan Pekuncen acap kali diserang hama tikus. Ia menambahkan, tikus akan lebih cepat berkembangbiak di tengah kondisi cuaca panas dengan tingkat kelembaban yang cukup tinggi seperti awal tahun ini.

"Bagaimana tidak khawatir. Lahan sawah yang letaknya persis berdampingan dengan milik saya baru saja terserang hama tikus. Saat itu, tidak sempat dilakukan pembasmian serempak karena sawah saya baru panen. Saya takut, tikus-tikus tadi berpindah ke lahan saya," ujarnya.

Ancaman serangan hama tikus di wilayah Banyumas, menurut Kepala Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) wilayah Banyumas, Tri Gunawan, memang harus diwaspadai. Selain wereng batang coklat dan bakteri hawar daun, tikus merupakan hama paling ganas di Banyumas.

Hingga akhir Januari lalu, serangan hama tikus masih melanda sekitar 101 hektar sawah di wilayah Banyumas. Menurut Tri, salah satu pemicu perkembangbiakan tikus yakni sudah tidak s erempaknya petani memulai tanam padi dan masa panen. Ini menyebabkan hama berpindah-pindah ke lahan padi yang belum panen.