Wednesday, February 23, 2011

Antisipasi Macet, Jalur KA Bandara Harus Segera Terwujud


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jalur kereta api (KA) khusus ke Bandara Soekarno-Hatta dinilai merupakan salah satu solusi strategis untuk mengatasi beragam permasalahan transportasi yang terdapat di wilayah DKI Jakarta.
'Jalur KA ke bandara adalah bagian solusi strategis dari keseluruhan permasalahan transportasi DKI Jakarta secara keseluruhan,' kata Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan, di Jakarta, Kamis.

Ia memaparkan, jalur KA ke bandara dinilai sebagai solusi antara lain karena peningkatan kendaraan dalam tiga tahun mendatang diperkirakan akan melampaui kapasitas jalan tol dan berdampak serius terhadap aksesibilitas ke Bandara Soekarno-Hatta.

Berdasarkan data Kemenhub, jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta selama 2009 adalah 37 juta orang dengan perkiraan peningkatan pertumbuhan sebesar 8,5 - 12 persen per tahun.

Untuk itu, menurut dia, jalur KA ke Bandara Soekarno-Hatta rencananya akan dioperasikan dengan jadwal yang ketat dan sesuai waktu. Selain itu, pembangunan jalur ganda dan City Check in Air Terminal (CAT) juga diusulkan untuk mengurangi antrean di sepanjang pengecekan di dalam fasilitas terminal.
Kapasitas jalur KA ke bandara awalnya dirancang untuk memenuhi 15 juta penumpang per tahun dan akan ditingkatkan hingga mencapai kapasitas 30 juta penumpang per tahun.

Proyek jalur KA tersebut diperkirakan akan memiliki panjang rute 33 kilometer dan akan beroperasi antara lain melalui stasiun Manggarai, Sudirman, Tanah Abang, Angke, Pluit, dan Bandara Soekarno-Hatta.

Sebelumnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana menyiapkan dua jalur atau rute kereta api (KA) ke Bandara Soekarno-Hatta untuk mewujudkan konsep intermoda. 'Dua jalur itu adalah ekpres dan komuter,' kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono pada diskusi tentang Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta.

Menurut Bambang, untuk proyek baru setelah adanya beberapa perubahan itu, investasinya diperkirakan mencapai Rp 10 triliun atau meningkat dari hitungan awal sekitar Rp 4,6 triliun, tetapi untuk komuter Tangerang diperkirakan tidak akan sebesar itu.